Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Covid-19

PANDEMI DAN TRADISI

Kami hidup sebagai pendatang di sebuah kampung di Sleman antara jalan Kaliurang dan jalan Tentara Pelajar. Sebagaimana di banyak tempat lain, mungkin kecuali di perumahan, ada adat yang harus kami jaga bersama. Saat baru pindahan, kami selenggarakan kenduri yang diisi dengan doa tahlil dan perkenalan dengan warga sekitar. Pak Dukuh menyampikan selamat datang dan meminta kami para pendatang untuk mengikuti tradisi dan kebiasaan yang berjalan di wilayah itu. Tentu saja, di mana bumi dipinjak di situ langit dijunjung, karena para pendatang berasal dari berbagai daerah bahkan dari luar Jawa. Umumnya pendatang bersedia menyesuaikan diri.  Dalam hal ritual berbagai selametan, ruwahan, merti desa, memang hanya sedikit pendatang  yang bisa aktif, karena berbagai alasan. Buat saya sendiri, ada hal yang sangat mengesankan sejak awal datang hingga kini, yaitu kidung atau singiran (melantunkan syair dalam tembang) diorkestrasi dengan tahlilan dalam langgam jawa, pada dua kesempatan; saat ...

Perubahan Baru Masa Pandemi Ini

  Dalam memahami bencana, saya selalu berpegang pada konsep bahwa bencana terjadi, dengan segala bentuk korbannya, bukan semata karena ancamannya. Tapi juga karena faktor kerentanan warga, minimnya kapasitas, dan faktor kebijakan. Dalam melihat bencana Covid, ada banyak hal yang membuat korban terus meningkat, yang bukan semata karena virusnya. Di antaranya, ada soal kerentanan warga akibat kebijakan politik ekonomi dan ketersediaan supporting system. Naomi Klein tidak akan menggugat dan menulis dengan tajam “The Shock Doctrine, The Rise of Disaster Capitalism” kalau ia tidak melihat kaitan kuat antara bencana dengan soal-soal politik ekonomi. Sederhananya, mereka yang lemah secara ekonomi dan akses sumberdaya, sangat mungkin tidak akan punya banyak tenaga menghadapi pandemi. Mereka pasrah pada takdir ketika harga tabung oksigen dan obat-obatan melangit dan tidak bisa (tidak mau?) dikontrol negara. Tanyalah ke para Nakes dan Relawan. Karenanya saya menolak wacana "The New Normal...