Sarinah air matanya menggenang saat ia mengenang suami yang baru 100 hari meninggalkan untuk selamanya akibat kanker hati yang di deritanya. Ini adalah masa sulit Sarinah ia harus merawat dua anak lelaki hasil dari pernikahan.
dari balik kaca spion tengah mobil Sarinah mengusap matanya dengan tisu sambil mengendong anak balitanya yanh sedang dipangkuan, sedang anak satunya lagi menikmati pemandangan dari samping kaca jendela. Hari ini adalah hari wisuda sebagai peserta hafalan Quran di sekolahnya. Sarinah semakin sedih saat anak pertamanya mau prosesi wisuda ia malah tiada padahal ini adalah cita-cita ayahnya ingin mempunyai anak yang mempunyai pendidikan agama yang mendalam.
Kini dua anaknya yatim, Sarinah seorang diri merawat dan membesarkan kedua anaknya. Untung keluarga dari mendiang suaminya mendukung dan bertanggung jawab untuk tetap meninggali rumah orang tua mendiang suami bersama-sama anaknya.
Rasinah perempuan asal Medan, orang tuanya merantau ke Bogor dia sejak kecil dan besar di kota hujan. Di kota ini Sarinah mengenal mendiang suami yang berasal dari kota Udang Cirebon, setelah menikah ia memilih mengikuti suami pulang kampung.
Ia mengenang air matanya berlinang, membesarkan dua anak lelaki yang ceria juga tampan, kepergian suaminya yang belum genap 100 hari wajah Sarinah masih lembab, setiap malam ia mengadu kepada Tuhan, berharap diberikan kekuatan untuk tetap menjalani kehidupan.
Ini tidak mudah bagi Sarinah hidup bersama dengan orang tau mendiang suami, meski hidupnya dijamin oleh mertuanya namun Sarinah perempuan mandiri seakan-akan dia tak terima hanya berpangku tangan
Ia sadar anaknya juga bagian dari keluarga orang tua mendiang suaminya. Hatinya berkecamuk memilih pergi pulang ke kampung halaman atau hanya berpangku tangan?.
Setiap malam Sarinah membungkukkan kepala saat semua sudah terlelap berharap ada titik terang untuk kehidupan yang menyenangkan. Deritanya kepergiaan suami belum sepenuh hilang dari bayang-bayang kebahagian hatinya bagaikan tumpuhan pasir di pantai. jiwanya berterbangan tertiup oleh bayangan.
Komentar
Posting Komentar